­

Tumbuh

12:28:00 PM

Pagi itu, 8 tahun silam, di jalan Kaliurang Km. 14 benar benar terasa sejuk lebih dari hari hari sebelumnya, seperti biasa, aku keluar dari kost-an untuk menyapa Merapi yang selalu indah saat embun masih tebal tebalnya di kelopak daun.

Aku bergegas memanaskan motor, untuk jalan ke Km.17 tepatnya menuju Pasar Pakem, menyantap sarapan pagi langgananku yaitu nasi pecel 3rb Mbah Uti.

Hampir setiap pagi, aku selalu melihat berbagai macam interaksi antar makhluk sosial, hingga pada akhirnya mataku tertuju pada satu orang bapak bapak paruh baya yang membeli 1 bungkus nasi pecel di tempat yang sama denganku, mengendarai Honda Supra X tahun 2004, mengenakan jaket tebal dan membonceng anak kecil yang berseragam sekolah dasar.

Sontak moment itu mengingatkanku pada kejadian masa lampau, saat ayah mengantarkanku sekolah dengan Vespa PX-nya, aku berdiri di depan, lalu ayah sering mengelus kepalaku selama perjalanan.

Tidak terasa, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, aku kini memahami setiap elusan di kepalaku pada hari hari itu adalah untaian doa dan pengharapan untukku.

Di umur yang tahun depan sudah masuk ke dekade ke-3, aku mengerti bahwa menjadi laki laki dewasa itu persoalan yang rumit, tapi anehnya keinginan semakin menjadi lebih sederhana.

Sesederhana melihat orang yang  dicinta bahagia, sesederhana mengusahakan agar semuanya baik baik saja, sesederhana berdoa yang tidak begitu panjang.

Aku semakin paham, dulu ketika aku kecil aku begitu banyak mau, banyak menuntut ini itu tidak hanya ke diriku sendiri, tapi juga ke orang orang orang terdekatku. 

Kini ketika menjadi dewasa, semuanya berubah, tidak lagi menuntut banyak pada diri sendiri dan orang terdekat, melainkan mengupayakan agar diri ini selalu siap menerima tuntutan apapun dari orang orang terkasih.

Sederhananya, bahagia laki laki dewasa itu tidak terletak pada dirinya sendiri lagi, tapi pada orang orang terdekatnya, orang orang yang ia cintai, ntah itu orang tua, adik, ataupun keluarga kecilnya.

Seperti kata .Feast dalam lirik lagunya yang berjudul Nina:

"Ini sumpahku padamu untuk biarkanmu tumbuh lebih baik, cari panggilanmu. Jadi lebih baik dibanding diriku"

Ya, hal itulah yang kini selalu diupayakan oleh laki laki dewasa yang sudah seutuhnya menjadi seorang anak, seorang kakak, seorang suami, dan seorang ayah.

Perjalanan hidup jatuh bangun, hancur dihantam kerasnya dunia, mengiyakan segala tanggung jawab yang diberikan. hingga semuanya akan tetap sama siklusnya, sama doanya, sama kuatnya dan akan selalu dikuat-kuatkan.

Pada akhirnya. Teruslah bertumbuh, teruslah menjadi kuat, teruslah menjadi yang mengupayakan, karena pada dasarnya hal hal itulah yang menjadikan kita layak untuk menjadi laki laki dewasa.

You Might Also Like

0 komentar