Hasta La Vista, Amigo!

3:06:00 AM

Perpisahan, sebuah kata yang memiliki konotasi sedih, bagaimana tidak, setiap pertemuan meninggalkan bekas, terlepas bekas itu buruk atau tidak, perpisahan akan menuntun kita kembali pada rasa pilu.

Begitulah yang sedang aku rasakan saat ini, malam ini, sembari mendengarkan lagu Jarak dari Gie, sebungkus rokok garfit dan kopi kapal api buatan aa' Burjo Pandhegar, aku berfikir untuk menulis sedikit sebuah ungkapan perpisahan pada kalian segelintir teman, sahabat, sekaligus para bangsat yang telah menemani hiruk pikuk dunia perkuliahan selama ini.

Bukan, bukan berarti aku sudah lulus, melainkan kalian, yang 90% sudah bisa diberi gelar sarjana. Ya, aku masih disini, menikmati kata demi kata, jurnal, buku tebal dan suasana dingin Jakal. Menyedihkan, memang, disaat kalian sudah selangkah masuk ke dalam gerbang realita kehidupan, aku masih berjalan pelan menuju gerbang itu.

Aku ingat sekali kata kata klasik beberapa tahun yang lalu, di parkiran kampus, saling berbagi barang sebatang dua batang tembakau, kata kata "Masuk bareng, keluar bareng" itu muncul, dan lucunya kita semua yang ada disitu mengamini, sayang, doa ku yang tak dijabah Tuhan lantaran doa dan ikhtiar tidak sejalan. 

Saat satu pergi, aku masih bisa merelakan, pikirku, mungkin ia sedang terburu buru, aku pun masih bisa berfikir untuk bersikap santai, dua pergi, masih sama pikirku, hingga akhirnya sepuluh pergi, aku merasa panik, seakan di tinggal sendiri di tengah labirin, tapi lagi lagi aku salah, bukan kalian yang meninggalkan aku, tapi aku yang meninggalkan kalian.

Mengingkari setiap doa yang dipanjatkan bersama, melepaskan pegangan tangan yang dirangkai satu sama lain, hingga akhirnya kalian keluar dari labirin bersama-sama dan aku kehilangan teman perjalanan, tapi tenang, aku senang kalian sudah bisa keluar lebih dulu, toh di dalam labirin hanya ada dinding, tak ada hewan buas, dan juga aku bersyukur karena kalian meninggalkan jejak langkah untuk ku, sehingga aku bisa mengikutinya, lalu keluar walau agak terlambat.

Teruntuk segelintir teman, sahabat, dan para bangsat, maaf karena meninggalkan kalian, dan terima kasih banyak untuk setiap kenang yang tertidur di dalam kening selama ini, sebuah cerita bahagia bisa bersama kalian mengarungi tiga per empat perjalanan dunia perkuliahan ini, raihlah semua yang ingin kalian raih, setiap asa yang sudah kalian asah, dan juga mimpi yang selalu kalian amini.

Bulan dua, aku akan keluar dari labirin ini, menyapa kalian lagi, dan bercerita bagaimana perjalan kita bersama selama ini, semoga esok ketika kita bertemu kembali, persona kalian tetap sama, namun isi dompet yang sudah berubah, menjadi lebih padat karena banyaknya lembaran kertas yang dianggap kunci kehidupan di dunia ini. Aamiin!

Sekali lagi, maaf, terima kasih, dan sampai bertemu di kemudian hari, Amigo.


You Might Also Like

4 komentar

  1. Tenang bangsat dunia belum membutuhkan kita, di percaturan raja penghabisan nya. Terangkan saja bara di ujung garfitmu layaknya akal di otakmu agar siap kapan dunia membutukanmu

    BalasHapus
  2. Di tunggu di bulan dua, kata kata "Tanto udah wisuda Naf", harus sampai ke telingaku. Kali ini, tidak boleh di ingkari.

    BalasHapus